Postingan

Pengalaman TPKS Binus University 2016 (2017/2018)

Gambar
Daripada blog ini karam seperti kapal karam (?) saya akan bercerita saja.. walau sedikit.. Cerita saya ini tentang pengalaman saya mengikuti TPKS (Tes Potensi Keberhasilan Studi) di Binus Unversity untuk perkuliahan 2017/2018 Kenapa tes di BINUS ? well.. ini hanyalah kekhawatiran yang berlebih tentang senior year's nightmare. Tapi, apasalahnya mencoba ? ehehehe. Awalnya aku emang udah nentuin BINUS untuk menjadi PTS yang kupilih disamping PTN yang tetap menjadi tujuan utamaku #Keepfightinglah . We have to think about the worst. ehehe, Setelah menentukan, aku cari-cari informasi tentang pendaftaran di BINUS, terus daftar deh, beli form, dan ditetapkan waktu tes gelombang pertama adalah 25 September 2016 (padahal 27 September UTS yaudah deh) . Oh iya, tes yang aku ikuti ini tes untuk jalur beasiswa TPKS (untuk selengkapnya langsung cek ke web nya binus aja). Dan terus ngurus berkas ini itu untuk kelengkapan administrasi, setelah itu formnya dikembaliin beserta berkas persyarata...

Cerpen : Sapu di Ujung Lorong

A ku melangkahkan kedua kakiku menuju ruang kelasku di lantai dua.Suasana sekolah pagi itu masih sangat sepi. Hentakan sepatuku bergema di dinding-dinding jalan menuju kelas.Aku menikmati suara itu bagaikan music ritmis di pagi hari yang dibuat tanpa suatu partitur. Aku berharap teman-temanku sudah sampai di kelas sebelum aku.Dan aku benar.Di dalam kelas ada satu teman perempuanku duduk di bangku urutan ke-empat.Dia tetap sama dengan penampilannya.Rambut hitam yang dikucir ekor kuda dan ujung-ujungnya dimiringkan sehingga menyentuh bagian pundak kanannya saja.Aku dan teman sebangkuku menjulukinya sebagai “ super model” di kelas kami karena penampilannya yang selalu menarik semua orang untuk melihatnya bagaikan magnet semua mata. “Pagi.” Sapaku sambil mencoba untuk ramah padanya. “Oh Hai.” Sapanya singkat tanpa memandangku.Itu sudah biasa. Di Acuhkan teman-temanku adalah hal yang biasa untuk seorang ketua kelas yang ‘sombong’ sepertiku.Aku meneruskan perjalanan...

Cerpen : Kisah seorang lelaki tua

Ketika kami melintas di jalan Malioboro,kami melihat seorang lelaki tua renta mengamen dengan biola dipundaknya.Dia memainkan lagu-lagu lama dengan sangat lambat.Sesekali ait matanyapun menetes dipipinya.Entah apa yang ada di dalam pikiranya. Lama kami mengamati lelaki tua itu, sambil mendengar alunan biola yang sayup terdengar, dan terkadang, kamipun tidak mengerti lagu apa yang dia mainkan. Ingin kami mendekati lelaki tua itu.Tetapi kami tahan untuk tidak mendekatinya.Akhirnya kamipun mencoba untuk mendekati lelaki tua itu dan mengobrol dengannya.Kami menanyakan nama beliau,di mana dia tinggal,dan berapa keluarganya.Hanya tetes air mata yang semakin deras membasahi pipinya. Dan entah ada cinta tertahan yang ingin dia ceritakan,namun begitu beratnya dia berkata kata.Hanya sekelumit kata yang sanggup dia ungkapkan "Aku lelaki yang tidak berguna,yang tidak bisa melindungi anak isteriku.".Semakin deras air matanya mengalir. Kami mencoba menenangkannya dan bertanya "Ada...