Cerpen : Sapu di Ujung Lorong
A ku melangkahkan kedua kakiku menuju ruang kelasku di lantai dua.Suasana sekolah pagi itu masih sangat sepi. Hentakan sepatuku bergema di dinding-dinding jalan menuju kelas.Aku menikmati suara itu bagaikan music ritmis di pagi hari yang dibuat tanpa suatu partitur. Aku berharap teman-temanku sudah sampai di kelas sebelum aku.Dan aku benar.Di dalam kelas ada satu teman perempuanku duduk di bangku urutan ke-empat.Dia tetap sama dengan penampilannya.Rambut hitam yang dikucir ekor kuda dan ujung-ujungnya dimiringkan sehingga menyentuh bagian pundak kanannya saja.Aku dan teman sebangkuku menjulukinya sebagai “ super model” di kelas kami karena penampilannya yang selalu menarik semua orang untuk melihatnya bagaikan magnet semua mata. “Pagi.” Sapaku sambil mencoba untuk ramah padanya. “Oh Hai.” Sapanya singkat tanpa memandangku.Itu sudah biasa. Di Acuhkan teman-temanku adalah hal yang biasa untuk seorang ketua kelas yang ‘sombong’ sepertiku.Aku meneruskan perjalanan...